Rabu, 14 Februari 2018

Selamat Jalan Abah, Semoga Khusnul Khotimah

Foto Almaruh H. Rusnahar
Selamat Jalan Abah "H. Rusnahar Bin Abdul Wahab"
Ahad,. 21 Januari 2018 M bertepatan dengan 04 Jamadil Awal 1439 H, di Rumah Sakit Umum Kota Mataram. Semoga segala amal ibadah diterima Allah SWT dan termasuk orang-orang sholeh yang khusul khotimah.
Dengan usia sekitar 65 tahun, engkau kembali menghadap kepada sang pencipta isi alam semesta ALLAH SWT. Dan kami pihak keluarga besar mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan baik moral, tenaga/fisik dalam memandikan, mensholatkan dan menguburkan almaruh abah kami. dan apabila ada sesuatu janji dan utang piutang mohon dimanfaatkan.
Sekali lagi kami menyayangi dan semoga kita bisa berkumpul kembali disugra nanti. amin ya allah swt
alfatiah....

Senin, 08 Februari 2016

Repok Bebek Kedatangan Tamu Anggota Dewan


Kampung yang terletak di ujung barat Dasan Agung perbatasan dengan Ampenan yaitu Kampung Banjar Dasan Agung lebih dikenal dengan Kampung Repok Bebek kedatang tamu anggota dewan. Dua anggota dewan masing-masing Abdul Rahman (DPRD Kota Mataram) dan Abdul Karim (DPRD Provinsi NTB). Kunjungan tersebut dengan maksud untuk mempererat tali silaturahmi (07/02/2016).
Dari kunjungan tersebut masyarakat menyambut dengan respon positif atas kedatangan wakil rakyat untuk melihat langsung kondisi masyarakat khususnya di Kampung Repok Bebek. Dengan kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memberikan keluh kesah kondisi kampung. Berbagai aspirasi yang disampaikan seperti permasalahan kebersihan lingkungan, dimana terdapat penumpukan sampah yang berdekatakan dengan tempat ibadah. Sehingga diperlukan tempat dan kendaraan operasional mengangtuknya ke TPS.
Selain itu, masyarakat menginginkan bentuk kerja sama yang berkelanjutan pelatihan-pelatihan pengolahan hasil kepada ibu-ibu. Maksudnya bahwa, masyarakat memiliki potensi pengolahan hasil makanan akan tetapi masih terkendala dengan sarana prasarana peralatan yang dimiliki serta pemasarannya. Hal itu dimaksudkan oleh ibu-ibu, sebagai bentuk partisipasinya dalam meningkatkan perekonomian keluarga dan memanfaatkan waktu sebagai ibu rumah tangga.  Berbagai kreatifitas yang dimiliki juga oleh masyarakat juga berupa kesenian gendang beleq, olah raga perlu diperhatikan. Sehingga akan memperjuangan aspirasi tersebut, sesuai dengan syarat dan aturan mainnya ke pihak terkait baik pemerintah Kota Mataram dan Provinsi.
Dalam kesempatan itu, dilakukan pembagian susu kepada anak-anak sekitar 150 susu dari 1000 susu untuk kota mataram. Sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan gizi dan kesejahteraan anak penerus bangsa kedepannya.

Minggu, 31 Januari 2016

Kampung Repok Bebek Berpesta Demokrasi Kepala Lingkungan (Kaling)

       Pemilihan umum merupakan proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Dimana jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Salah satunya yang terjadi pemilihan kepala Lingkungan Kampung Banjar Dasan Agung atau lebih dikenal Kampung Repok Bebek, Kelurahan Dasan Agung Baru Kecamatan Selaparang Kota Mataram (31/01/2016).
Pemilu kepala lingkungan atau biasa yang disebut oleh masyarakat repok bebek “Pilkaling” merupakan sebagai pemilihan seorang pemimpin yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat banjar dasan agung setiap 5 tahun sekali. Pasalya pemilihan kepala lingkungan (kaling) ini dirasakan sangat penting dan berhargadalam memajukan kampung repok bebek 5 tahun kedepannya nanti.
Pada pilkaling ada 2 calon tokoh yang mendaftarkan diri dengan nomor urut 1. Harya Edy Purnama, SH calon dari pemuda dan nomor urut 2 H. Suparman, SE calon pertahanan yang difasilitasi oleh pihak Kelurahan. Sebelumnya panitia penyelenggara pilihan kepala lingkungan “Raden Harjono” dipercaya sebagai ketua dan dibantu dengan 5 orang anggota lainnya telah melakukan pendekatan/penggumuman kepada warga masyarakat tentang aturan-aturan yang dikombinasikan dengan awik-awik lingkungan oleh panitia bersama pihak kelurahan yang disesuaikan dengan Perwal maupun Perda tentang mekanisme pemilihan kepala lembaga kemasyarakatan lingkungan. Dimana dimulai pendaftaran dibuka pada tanggal 12 s/d 18 Januari 2016, kemudian diverifikasikan akan kelengkapan syarat berkas calon kepala lingkungan. Dan kemudian diberikan penyampaian visi misi calon awal secara terbuka sebelum berkampaye ke warga masyarakat.
Dengan jumlah pemilih 429 suara warga masyarakat banjar dasan agung, dimenangkan oleh nomor urut 2 yaitu H. Suparman, SE dengan 202 suara sedangkan Harya Edy Purnama mendapatkan 126 suara dan 4 suara yang tidak sah. 
Lurah Dasan Agung Baru “Apriyadi, ST.P” menegaskan bahwa pemilihan kepala lingkungan banjar telah sesuai dengan Peraturan Walikota No. 20 dan Peraturan Daerah No. 12 dilakukannya. Pihak kelurahan hanya memfasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala lingkungan dalam segala hal yang disesuaikan dengan kemampuan. Karena pelaksanaan pilkaling atas kemauan masyarakat sendiri untuk hidup berdemokrasi dalam menentukan seorang kepala lingkungan dalam membangun lingkungan sendiri. Sehingga menjadi peristiwa yang sangat penting atau bersejarah dalam lingkungan banjar, dimana sebelumnya telah dilakukan 3 kali pemilihan kepala lingkungan.
Warga masyarakat banjar memiliki jiwa demokrasi yang sangat tinggi, dilihat dari antusias pemilih yang banyak. Dan juga pelaksanaan pilihan kaling ini dibebankan secara swadaya,pihak kelurahan hanya memfasilitasi akan berjalannya pilkaling tegasnya.
Sedangkan untuk keamanan  sendiri panitia dan pihak kelurahan dibantukan dari keamanan kelurahan, polisi dan babinsa. Dimana Kapolsek Mataram langsung terjun dan memantu pelaksanaan pemilihan kepala lingkungan. Dari pengamatan pantuan langsung bahwa pelaksanaan pemilihan kepala lingkungan berjalan dengan aman, lancar dan baik sesuai demokrasi tanpa ada kendala.

Selasa, 19 Januari 2016

Yuk..,Mie Pangan Lokal Lebih Sehat dan Bergizi

mie dengan bahan baku lokal dalam meningkatkan nilai tambah suatu komoditi

Mie merupakan makanan yang mudah dijumpai. Bahkan mungkin makanan kedua setelah nasi. Kemudahan dan kepraktisan dalam konsumsi, serta rasa yang enak menjadi keunggulan dari mie instan.
Konsumsi mie instan di Indonesia cukup tinggi. Data World Instant Noodles Association (WINA), konsumsi mie di Indonesia mencapai 14,5 miliar bungkus pada tahun 2013 atau nomor dua setelah China. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai hampir 250 juta, rata-rata konsumsinya mencapai 58 bungkus/tahun.
Sebagai salah satu pangan alternatif dengan mengkonsumsi mie membuat konsumsi beras akan menurun. Artinya terjadi diversifikasi pola konsumsi. Sayangnya bahan baku mie umumnya berasal dari terigu, yang notabene berasal dari gandum yang harus diimpor.
Data  Asosiasi  Produsen Te­pung Terigu Indonesia (APTINDO), konsumsi terigu di In­donesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2013, konsumsi terigu nasional mencapai 5,35 juta ton  (Wheat equivalent 7,0 juta ton), naik sekitar 4,1% dibanding tahun 2012 yang sebesar 5,142 juta ton (Wheat equivalent 6,766 juta ton).
Padahal potensi pangan lokal sebagai sumber bahan pangan tersedia di negeri kita. Ubi kayu, ubi jalar, jagung  dan  masih  ba­nyak lagi. Begitu banyak pi­lihan jenis pangan lokal yang mengandung karbohidrat, bahkan memiliki berbagai keunggulan. Sumber karbohidrat ini dapat menjadi bahan baku pembuatan mie.
Berbagai teknologi pengolahan mie dari bahan pangan lokal telah dihasilkan di antaranya mie ubi jalar, mie jagung, mie cassava dan mie sagu. Jenis mie yang dikembangkan baik mie kering maupun mie basah.

Mie Jagung
Jagung merupakan salah satu bahan pangan lokal banyak tersedia di Indonesia. Jagung memiliki keunggulan kaya serat dan mengandung beta karoten (jagung kuning). Mie jagung dibuat dari tepung jagung.
Hasil penelitian Prof Nur Richana dari Balai Besar Pascapanen, mie jagung dibuat dari bahan tepung jagung (3 kg), terigu (2 kg), telur (5 butir), garam (100 g), baking soda (40 g), serta air. Proses pembuatan mie jagung adalah sebagai berikut. Pertama, jagung ditambah dengan air, dicampur kemudian dikukus, setelah dikukus dicampur dengan terigu, telur, baking soda dan garam sambil diaduk sampai menjadi adonan yang rata dan kalis.
Kedua, adonan selanjutnya dicetak menjadi lembaran dengan menggunakan alat penggiling untuk mie. Pada tahap awal gunakan ketebalan yang besar, lakukan berulang-ulang agar kenyal dan homogen. Lalu ganti dengan ukuran yang lebih kecil ketebalannya hingga membentuk lembaran adonan. Dicetak lagi hingga membentuk lembaran mie.
Ketiga, lembaran mie dikukus kira-kira selama 30 menit. Kemu­dian keringkan dengan oven pada suhu 60-70°C selama 1-1,5 jam. Pengeringan dianggap cukup bila mie mudah dipatahkan. Selanjutnya mie dikemas dengan plastik dan ditutup rapat. Mie jagung ini memiliki keunggulan, di antaranya mengandung beta karoten.

Mie Ubi Jalar
Ubi jalar merupakan salah satu jenis umbi sumber karbohidrat yang mudah ditemukan. Jenisnya pun beragam, dari ubi jalar putih, kuning dan ungu. Ubi jalar kuning kaya akan beta karoten. Sedangkan ubi jalar ungu kaya antosianin. Keduanya berfungsi sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Ubi jalar dapat diolah menjadi mie. Proses pengolahan mie ubi jalar adalah sebagai berikut. Pertama, ubi jalar dicuci bersih, dikukus, kulit ubi dikupas. Kedua, ubi dihaluskan, ditambah tepung terigu dan tapioka/sagu, garam, telur dicampur hingga kalis hingga membentuk adonan mie. Ketiga, dikukus, kemudian dibentuk lembaran (sheeting) adonan. Keempat, mie kemudian diatur dalam cetakan mie. Lalu dikukus kembali, dan dikeringkan dengan oven, digoreng atau menggunakan molen dryer.

Mie Sagu
Sagu merupakan sa­lah satu jenis sum­ber karbo­hidrat yang potensial di In­donesia. Areal sa­gu di In­­­donesia men­capai ham­pir 50% dari to­­­tal areal ta­nam­­­an sa­gu du­­nia. Pati sagu di­peroleh dari ha­­sil ekstraksi em­pu­lur batang tanaman sa­gu. Se­tiap 100 g pati sa­gu me­ng­andung energi 348,25 kkal; karbohidrat 84,89%; protein 0,46%; lemak 0,76%, kadar abu 0,2% dan kadar air 13,69%.
Pati sagu dapat diolah menjadi mie dengan karakteristik yang khas. Menurut  Dr. Endang Yuli Purwani, dari BB Pascapanen, ba­han yang digunakan untuk membuat mie sagu adalah sebagai berikut, 1 kg pati sagu, 1% gum arab, serta 750 ml air.
Proses pembuatan mie sagu basah adalah sebagai berikut. Per­tama, 10% tepung sagu dima­sak dengan air, ditambah dengan gum arab dimasak sambil diaduk sampai membentuk binder (ber­bentuk seperti lem). Kedua, binder dicampur dengan sisa tepung, sampai membentuk adonan yang kalis.
Ketiga, adonan selanjutnya dibentuk menjadi lembaran tipis kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih sampai berubah warna menjadi putih, mengkilat dan terapung. Angkat lembaran adonan, kemudian ditaburi de­ngan sisa tepung, selanjutnya di­cetak menjadi mie. Mie segar ini dapat bertahan 1 hari pada suhu ruang dan  5 hari pada suhu pendingin.
Mie sagu memiliki berbagai keunggulan, karena bebas glu­ten dan kaya pati resisten. Pati resisten tidak tercerna di saluran pencernakan dan menjadi pro­biotik yang menyehatkan saluran pencernaan.

Mie ini dapat diperkaya nu­trisinya dengan menambahkan sayuran. Mie ini juga cocok untuk anak-anak yang kurang suka mengkonsumsi sayuran. Selain menambah nutrisi, penambahan sayuran  akan mempercantik war­na mie. Sayuran yang ditambahkan di antaranya bayam, sawi, wortel, tomat dan sebagainya. Sayuran ditambahkan berupa ekstrak sayuran.
Aneka mie tersebut dapat di­olah menjadi berbagai jenis masakan yang menggunakan ba­han dasar seperti mie goreng, mie schotel, martabak mie. Masih banyak lagi tergantung kreasi pengolahnya.
Mie dari bahan pangan lokal merupakan salah satu upaya di­ver­sifikasi pangan dengan meman­faatkan sumberdaya yang ada di negeri kita yang harapannya da­pat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.

sumber berita :http://tabloidsinartani.com/content/read/mie-pangan-lokal-lebih-sehat-dan-bergizi/

Minggu, 08 Februari 2015

Acara Maulitan Repok Bebek Dasan Agung Baru Mataram


foto acara maulitan di masjd al-mutaqqin

Tanggal 12 Rabiul Awal 1436 H, bertepatan pada 3 Januari 2015 seluruh kaum muslim di Indonesia merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun. Dalam catatan historis, sejarah perayaan maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M - 1193M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam maulid kita tidak sedang membikin sebuah upacara, tapi perenungan dan pengisian batin agar tokoh sejarah tidak menjadi fiktif dalam diri kita, tapi betul-betul secara kongkrit tertanam, mengakar, menggerakkan detak-detik jantung dan aliran darah ini. Peringatan maulid di Pulau Lombok, dimana peringatan maulid setiap kampung/dusun pasti akan berbeda-beda. Hal ini, dimusyawarahkan terlebih dahulu oleh para tokoh agama/masyarakat setempat dalam menentukan/memilih hari tanggal perayaan maulid selama bulan Rabiul Awal (bulan mulud bahasa sasak). Salah satunya, di Kampung Banjar Dasan Agung Baru (Repok Bebek) Kecamatan Selaparang Kota Mataram, yatu menetapkan pada Minggu tanggal 11 Januari 2015 M/20 Rabiul Awal 1436 H. Perayaan tradisi maulid khas dirasakan oleh masyarakat kampung dimana, sebelum hari H pelaksanaan maulid para pemuda/remaja kampung terlebih dahulu mengadakan acara lomba-lomba keislamiah khususnya dilaksanakan didalam masjid seperti lomba adzan tingkat SD/SMP, puitisasi tingkat SD/SMP, hafalan ayat-ayat pendek Al Qur’an tingkat SD/SMP sampai busana muslim tingkat TK/SD/Umum dan Dai’cilik. Sedangkan untuk lomba diluar masjid dilaksanakan lomba-lomba pesta rakyat secara spontan pada hari H seperti jurakan (panjat pinang), pantok kemeq, soud kelewong, kakot kepeng, sepak bola dangdut dan sebagainya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki banyak hikmah dan manfaat. Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut, ada hal yang paling penting untuk kita renungkan bersama agar perayaan itu bukan sekedar seremonial/kesemarakan belaka, tapi sebuah momen spiritual untuk mentahbiskan beliau yaitu Nabi Besar Muhammad SAW sebagai figur tunggal dalam mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup kita. Salah satunya adalah menunjukkan kecintaan yang tinggi terhadap Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi Besar Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW yaitu bentuk peringatannya berbeda-beda di setiap tempat, ada yang berlangsung sangat meriah, dan ada pula yang berlangsung sederhana.

Allah SWT berfirman dalam Surah al-Ahzab : 21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan Ia banyak menyebut (nama) Allah.
“Surah al-Azhab : 21 menyampaikan kepada kita bahwa dalam diri Rasulullah SAW terdapat kemuliaan yang menjadi suri teladan bagi generasi Islam sepanjang zaman, sudah seharusnya kita sebagai generasi Islam menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan sepanjang zaman,” tegaskan oleh Ustad Drs. H. M. Zaini S (ketua pengurus masjid Al-Mutaqqin/penghulu Banjar Dasan Agung Baru) bahwa pada zaman sekarang ini adanya gesekan budaya, dan rentang waktu yang sangat panjang antara masa kehidupan Rasulullah SAW dengan generasi sekarang membuat hal itu tereduksi khususnya pada generasi muda sebagai penerus bangsa dan agama dalam meningkatkan iman dan taqwa, artinya bahwa tradisi Islam mengenal budaya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momen  untuk menghidupkan kembali ketokohan Rasulullah SAW sebagai inspirasi paling sempurna bagi seorang muslim dalam menjalani apapun dalam realitas hidupan bukan pada saat ini para pemuda dengan perkembangan zaman untuk membrantas narkoba, minuman keras sera pergaulan bebas.
Dalam memperingati maulid tersebut hadir mulai dari para tokoh agama/masyarakat (Kampung Pelita), Bapak/Ibu/Pemuda Banjar Dasan Agung, Lurah Dasan Agung Baru (Apriyadi, S.STP), Mantan Lurah/Camat Selaparag (Drs. M. Saleh), Korem Mataram, Polsek Mataram dan Keamanan Tingkat Kelurahan (Babinsa Polisi/TNI) serta tamu Undangan lainnya.
Dijelaskan oleh Dr. Subhan Abdullah Acim LC. MA dalam ceramahnya di acara tersebut bahwa asal usul kata Maulid berasal dari Maulidd berasal dari bahasa Arab yang beratrti lahir, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dengan di peringatinya Maulid Nabi Muhammad SAW ini yang merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan serta penghormatan kepada sang utusan Allah karena berkat jasa beliau ajaran agama islam sampai kepada kita. Dan untuk orang Lombok suku sasak peringatan maulid terdapat 3 M (maulid (lahiriah), mulud (makan-makan besar) dan meluq (terdiam). Sehingga sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW., substansi dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah mengukuhkan komitmen loyalistas pada beliau. Setidaknya, ini terwujud dengan beberapa hikmah maulid antara lain:
1.      Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).
2.      Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau. Demikianlah rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah merahmati karena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, apalagi anugerah Allah bagi umatnya yang beriman dan bertakwa.
3.      Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah bersabda,Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).
4.      Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap Rasul ini pada putra-putri kita, melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka tidak menjadi pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui acara televisi.
5.      Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda :“Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik)
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat Al-Quran dan diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya, dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), dan akan mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab terdapat rincian beberapa ibadah yang dituntut oleh stara’ serta sebagai wujud kegembiraan, kecintaan atau mahabbah kapada Rosullullah SAW.
Semoga dengan memperingkati acara maulid ini, para masyarakat khususnya para generasi muda sebagai penerus bangsa dan agama untuk meneruskan perjuagan islam serta mengidolakan tokoh-tokoh islam sebagai bentuk kecintaan dalam kehidupan sehari-hari.

Selasa, 06 Januari 2015

Cidomo Lombok Tersaingi Transportasi Oleh Perkembangan Zaman


alat transportasi tradisional cidomo tersaingi oleh zaman

Warga lombok khususnya,untuk  alat transportasi tardisional yang satu ini sudah tidak asing lagi, yaitu cidomo (bahasa lombok sasaknya). Dimasa lalu alat transportasi ini pernah menjadi primadona hampir disemua tempat,akan tetapi untuk sekarang ini alat transportasi jarang ditemukan. Keberadaan cidomo sudah hampir tergerus oleh arus kemajuan modernisasi alat transportasi bahkan tak jarang di beberapa tempat sudah tidak ada lagi.
Penyebab sangat beragam mulai dari mahalnya ongkos angkutan, selain itu juga biaya produksinya dalam pembuatan tempat grobak cidomo menghabiskan sekitar +8 jutaan belum terhitung dengan harga hewan kuda dan pernak pernik sesorisnya.  Disamping itu juga persaingan tidak sehat membuat cidomo di beberapa tempat sudah di tinggalkan,dengan  ruang gerak cidomo yang sangat terbatas akan jalur di lalui. Oleh karena sebab itu, banyak yang beralih propesi menjadi tukang ojek akibat perkembangan zaman transportasi dan kebutuhan hidup. Keluhan lain diungkapkan oleh pak kusir juga yaitu adanya tukang ojek pada setiap tempat pangkalan dan semakin mudahnya orang mempunyai kendaharaan sepedah motor setiap hari semakin bertambah , sehingga akibatnya para kusir kesulitan mencari penumpang , tidak seperti dahulu dengan kebanjiran penumpang. Menyebabkan persaingan angkutan cukup berat dirasakan ditambah lagi dengan alat angkutan roda tiga dan alat transportasi taksi yang banyak diminati oleh masyarakat baik dipedesaan maupun diperkotaan.
Seperti contoh pada beberapa ruas jalan yang ada di kota Mataram cidomo sudah jarang di jumpai dikarenakan oleh Peraturan Pemerintah akan pelarangan cidomo yaitu kuda sebagai motor penggerak selalu mengotori jalan walaupun sudah diantisipasi dengan membuatkan semacam penampung kotoran. Dengan revolusi perkembangan zaman akan kebutuhan hidup sekarang ini  memang selalu ada baik buruk, sebab akibat dalam segala hal termasuk juga pada alat transportasi. Banyaknya sepeda motor, taxsi dan motor roda tiga mau tidak mau akan memberikan pengaruh pada transportasi tradisional untuk  mengorbankan cidomo yang merupakan salah satu saksi sejarah bahwa BangsaIndonesia di masa kemerdekaan pernah menggunakan alat transportasi  yang unik dan antik. Maka disinilah peran serta pemerintah daerah sangatdibutuhkan agar  cidomo sebagai angkutan yang bersejarah tersebut perlu dilestarikan dari kepunahan, selain itu juga pemerintah daerah bekerja sama dengan dinas/badan instansi terkait lainnya secara tegas untuk membuat aturan/ kebijakan terkait dengan traek jalur  masing-masing seperti tukang ojek, taksi, bemo dan alat angkutan lainnya dalam mengatur sebagai alat transportasi yang nyaman, aman, tertib dan adil demi suksesnya perkembangan alat tranportasi tanpa melupakan akan sejarah kita.